Hello guys...
Assalamualaikum warahmatullahi wabarkatuh..
aku ada tugas nih dari guru B.Indo.
yah udah buat membagi ilmu ajh nih, aku share di blog deh :)
semoga bermanfaat :D
Kelas kata (jenis kata) adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem gramatikal. Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar dengan berdasarkan pola-pola kalimat baku, pemakai harus mengenal jenis dan fungsi kelas kata.
Adapun fungsi kelas kata:
1) melambangkan gagasan atau pikiran yang abstrak menjadi konkret
2) membentuk bermacam-macam struktur kalimat
3) memperjelas makna gagasan kalimat
4) membentuk satuan makna frase, klausa, atau kalimat
5) membentuk gaya pengungkapan sehingga menghasilkan karangan yang dapat dipahami dan dinikmati oleh orang lain
6) mengungkapkan berbagai jenis ekspresi, antara lain: berita, perintah, penjelasan, argumentasi, pidato dan diskusi
7) mengungkapkan berbagai sikap, misalnya: setuju, menolak, dan menerima
1) melambangkan gagasan atau pikiran yang abstrak menjadi konkret
2) membentuk bermacam-macam struktur kalimat
3) memperjelas makna gagasan kalimat
4) membentuk satuan makna frase, klausa, atau kalimat
5) membentuk gaya pengungkapan sehingga menghasilkan karangan yang dapat dipahami dan dinikmati oleh orang lain
6) mengungkapkan berbagai jenis ekspresi, antara lain: berita, perintah, penjelasan, argumentasi, pidato dan diskusi
7) mengungkapkan berbagai sikap, misalnya: setuju, menolak, dan menerima
Jenis
Kelas Kata :
1.
Verba (kata kerja)
2.
Adjektiva (kata sifat)
3.
Adverbia (kata keterangan)
4.
Nomina (kata benda)
5.
Pronomina (kata ganti)
6.
Numeralia (kata bilangan)
7.
Kelompok kata tugas ialah :
·
Kata sandang (artikel)
·
Kata depan (preposisi)
·
Kata hubung (konjungsi)
·
Partikel
·
Kata seru (interjeksi
1. Kelas Verba
Untuk menentukan suatu kata termasuk verba, digunakan valensi
sintaktis karena perangkat kategoripembangun kerangka sisteni morfologi verba
itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu mempunya; potensi
berkomhinasi dengan kata: tidak, sudah, sedang, akan, baru, telah,
belum, mau, hendak,
Kelas verba yang ditemukan pada data terdiri dari:
(1) verba murni, yakni verba yang tidak berasal dari kelas kata
lain,
(2) verba denominal, yakni verba yang terbentuk dari nomina,
(3) verba deadjektival, yakni verba yang terbentuk dan
adjektiva,
(4) verba denuineral, yakni verba yang terbentuk dari numeralia,
dan
(5) verba depronominal, yakni verba yang terbentuk dari
pronomina.
a. Verba Murni
Verba murni terdiri dari verba dasar (monomorfemis) dan verba
tur. (polimorfemis). Verba turunan yang terbentuk dan kata-kata verba
disebut verba diverbal.
·
Verba Dasar
Verba murni,
berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada yaitu: ada, bangkit,
pergi, puasa, pulang, balik, makan, mampir, datang, ucap, ubah, turun, tinggal,
terima, singgah ,aman ,
·
Verba Deverbal
Verba deverbal yang
ditemukan pada data, terdiri dari beberapa kategori morfologis, yaitu:
1) Kategori
di-D
Kategori ini
menyatakan makna ‘tindakan disengaja berfokus sasaran”. Contoh: diangkat, verba 1
2) Kategori
ter-D”
Kategori ini
menyatakan makna “dapat di’.
Contoh: tersenyum verb 1
3) Kategori
meng-D
Kategori ini
menyatakan makna ‘tindakan yang disengaja berfokus pelaku’.
Contoh: menyeret,
menempel, menukar, mengangguk,memakai, menuju, meniru, mengangkat,
memakai verba 1
4) Kategori
meng-(D-i)
Kategori ini
menyatakan makna ‘lokatif.
Contoh: menyikapi,
mempunyai verba 2
5) Kategori
meng-(D-kan)
Kategori ini menyatakan
makna ‘benefaktif/direktif
Contoh: meneruskan,
menyilakan, menyebabkan verba
1
6) Kategori
ber-D-an
Kategori ini
menyatakan makna ‘malakukan perbuatan berlangsung lama, bisa sendiri atau
dengan orang lain’.
Contoh: berpandangan verba 2
7) Kategori
ber-D
Kategoii ini
menyatakan makna ‘tindakan bcrlangsung lama’.
Contoh: berakhir,
berada, berteduh verba 2,
8) Kategori
meng-D
Kategori ini
menyatakan makna ‘proses/keadaan’.
Contoh: melompat verba 2
b. Verba Transposisi
·
Verba Denominal
Verba denominal yang ditemukan pada data meliputi enam kategori
morfologis, yaitu.
1) Kategori
meng-D
Kategori ini
diderivasikan dari nomina kategori D melalui derivasi zero sehingga terbentuk
verba kategori D yang menyatakan makna ‘tindakan yang disengaja berfokus
pelaku’.
Contoh: menutup,
meningkat verba I
2) Kategori
meng-(D-i)
Kategori ini berasal dari nomina
kategon D kemudian dMenvasikan verba kategori D-i yang maknanya ‘lokatif.
Contoh. menangani verba 2
3) Kategori
di-(D-i)
Kategori ini
berasal dari nomina kategori D kemudiun diderivasikan menjadi verba kategori
D-i yang mempunyai makna ‘kausatif.
Contoh: ditandatangani verba 2
4) Kategori
meng-(D-kan)
Kategori ini
berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori
D-kan yang menyatakan makna ‘kausatif.
Contoh: rnerupakan verba 2
5). Kategori di-(D-kan)
Kategori berasal
dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang
menyatakan makna ‘kausatif.
Contoh: disebutkan,
dimanfaatkan, disimpulkan, dilaksanakan, dilakukan verba 2
6) Kategori ber-D
Kategori ini
diderivasikan dari nomina kategori D dan menyatakan makna ‘tindakan berlangsung
lama’.
Contoh: bertekad verba 2
·
Verba Deadjektival
Verba deadjektival
yang ditemukan pada data, meliputi dim macam kategori morfologis, yaitu:
1) Kategori meng-(D-i)
Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemudian
diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna ‘kausatif.
Contoh: menjiwai, menghargai,
menanggapi verba 2
2) Kategori meng-(D-kan)
Kategori ini berasal dari
adjektiva kategori D kemuadian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan, yang
menyatakan makna ‘kausatif.
Contoh: melaksanakan menyenangkan, melanjutkan verba
2
·
Verba Demimeral
Dari data hanya ditemukan
salu kalegori morfologis verba denumeral, yaitu kategori meng-D, yang
diderivasikan dari numeralia bentuk dasar yang menyatakan makna
‘proses/keadaan’.
Contoh: menyeluruh -»
verba 2
·
Verba Depronominal
Dari data hanya
ditemukan satu kategori morfologis verba depronominal, yaitu kategori
meng-(D-i), yang berasal dari pronomina bentuk dasar kemudian diderivasikan
menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna ‘repetitif. Contoh: mengakui —>•
verba 1
2. Kelas
Adjektiva
Untuk menentukan
suatu kata termasuk adjektiva, digunakan valensi sintaktis karena perangkat
kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adjektiva itu ditandai
oleh valensi sintaktis yang sama yaitu mempunyai potensi berkombinasi dengan
kata: sangat, agak, paling, amat, sekali,
Kelas adjektiva
yang ditemukan pada data hanya satu kategori morfologis, yaitu berupa adjektiva
bentuk dasar yang terdiri dari:
Contoh: apes, aman,
akrab, takut, basah, banyak, baik, bodoh, cukup, kerdil, salam, suka, sudah,
tersinggung, berwibawa, terlalu, spona, serius, sering, cantik, tenang,
3. Kelas
Adverbia
Untuk menentukan
suatu kata termasuk adverbia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat
kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adverbia itu ditandai
oleh valensi sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan verba.
Kelas adverbia yang
ditemukan pada data hanya ada satu kategori morfologis, yaitu berupa adverbia
bentuk dasar yang terdiri dari:
Contoh: tak,
telah, akan, baru, sudah, sedang, saja, juga,
4. Kelas
Nomina
Untuk menentukan suatu kata termasuk nomina, digunakan penanda
valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka
sistem morfologi nomina itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu
(1) mempunyai potensi berkombinasi dengan kata bukan, (2)
mempunyai potensi didahului oleh kata di, ke, dari, pada.
Kelas nomina yang ditemukan dan data terdiri dan: (1) nomina
murni, yakni nomina yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) nomina
deverbal, yakni nomina yang terbentuk dari verba.
a. Nomina Murni
Nomina murni terdiri dari nomina dasar (monomorfemis) dan nomina
turunan (polimorfemis). Nomina turunan yang terbentuk dari kata-kata
nomina disebut nomina denominal.
Nomina Dasar
Nomina murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada lima
macam yaitu:
Contoh : anak, baju, kepala, orang, nasi rumah,
pakaian, pasar, perut, piring, plastik, rejeki, salak, logam lengan,
lantai, lekaki, kursi, kota, panggung, kilometer, kelas, kaos, jalan, huja,
gerimis, gelas, gambar, buah, ujung, uang, tempat, televisi,teh, tangan, tamu,
tali, sisi, sepatu, wong, bulan, mata,
Nomina Denominal
Nominal denominal yang ditemukan pada data, terdiri dari
beberapa kategori morfologis. Semuanya terbentuk dengan denvasi, berpangkal
pada nomina dasar, yakni:
Kategori D-an.’
Kategori ini
menyatakan makna ‘daerah/wilayah/komplek/kurnpulan sesuatu yang tersebut pada
pangkal pembentukan’. Contoh: pakaian,
Kategori D-an”
Kategori ini menyatakan makna ‘hasil’. Contoh: ikatan, sebutan
Kategori se-D
Kategori ini menyatakan makna ‘satu”. Contoh: sebatangkara
Kategori D-D1-an
Kategori ini menyatakan makna ‘seperti’. Contoh: orang-orangan
Kategori per-D-an’
Kategori ini menyatakan makna “hal’ . Contoh: perhatian
Kategori ke-D-an’
Kategori ini menyatakan makna “hal’ . Contoh:kesempatan
Kategori pcng-D-an
Kategori ini menyatakan makna ‘proses’. Contoh: pengalaman
b. Nomina
Transposisi
Dari data nomina
transposisi tidak ditemukan dalam kartu kata
5. Kelas
Pronomina
Pronomina yang
ditemukan pada data meliputi tiga macam, yaitu:
a. Pronomina
persona:
Contoh aku, saya,, anda, mereka.
b. Pronomina
penunjuk:
Contoh: itu, adalah
c. Pronomina
penanya:
Contoh: bila, kapan.
6. Kelas
Numeralia
Untuk menentukan suatu kata lermasuk numeralia, digunakan
valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka
sistem morfologis numeralia itu ditandai oleh valensi: sintaktis yang sama
yaitu dapat bergabung dengan nomina.
Kelas
numeralia yang ditemukan pada data hanya ada satu macam yaitu nrmeralia murni.
Adapun yang dimaksud numeralia murni adalah numeralia yang tidak berasal dari
kelas kata lain. Numeralia murni ini terdiri dari numeralia dasar (monomorfemis) dan numeralia turunan (polimortemis).
Numeralia turunan yang terbentuk dari kata-kata numeralia disebut numeralia
denumeral.
a. Numeralia Dasar
Numeralia murni
berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada dua macam, yaitu:
Contoh: sebuah, sederet,
dua, tujuh, sembilan, setiap, seorang,
b. Numeralia
Denumeral
Numeralia denumeral
tidak ditemuka pada data kartu kata,
7. KataTugas
a. Kata Sandang (Artikel)
Kata sandang atau artikel adalah
katab yang mendampingi kata benda atau yang membatasi makna jumlah ornang atau
benda.
Macam-macam artikel :
·
Artikula/artikel bermakna tunggal, misalnya: sang guru, sang
suami sang juara.
·
Artikula/artikel bermakna jamak, misalnya: para petani, para
guru, para dokter.
·
Artkula/artikel bermakna netral, misalnya si hitam manis, si
dia, si terhukum.
·
Artikula/artikel bermakna khusus, misalnya: Sri Baginda, Sri
Ratu, Sri Paus, Hang Tuah.
b. Kata Depan (Preposisi)
Kata
depan atau mpreposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata benda, kata
sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa preposional).
Macam-macam preposisi:
a.
Preposisi dasar, misalnya: di, ke, dari, akan,
antara, kecuali, bagi, dalam, daripada, tentang, pada, tentang, tanpa, untuk,
demi, atas, bagi, depan, dekat.
b.
Preposisi turunan, terdiri atas:
a. gabungan preposisi dan preposisi, misalnya: di depan, ke belakang, dari muka.
a. gabungan preposisi dan preposisi, misalnya: di depan, ke belakang, dari muka.
c.
Gabungan preposisi + preposisi + non-preposisi,
misalnya: di atas rumah, ditengah-tengah kerumunan.
d.
Gabungan preposisi + kelas kata + preposisi +
kelas kata, misalnya dari rumah ke jalan, dari Bogor sampai Jakarta, dari pagi
hingga petang.
c. Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang berfungsi dua kata atau dua kalimat.
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang berfungsi dua kata atau dua kalimat.
Macam-macam
kata penghubung dan fungsinya:
1. menyatakan gabungan yang sejajar: dan, lagi, lagi pula, serta
2. menyatakan pertentangan: tetapi, akan tetapi, melainkan, namun, sedangkan, padahal
3. menyatakan waktu: apabila, ketika, bilamana, sebelum, sejak, sesudah
4. menyatakan tujuan: supaya, agar, untuk
5. menyatakan sebab: sebab, karena, sebab itu, karena itu
6. menyatakan akibat: sehingga, sampai
7. menyatakan syarat: jika, apabila, kalau, asalkan, bilamana
8. menyatakan tak bersyarat: walaupun, meskipun, biarpun
9. menyatakan pilihan: atau
10. menyatakan perbandingan: seperti, bagai, seakan-akan, ibarat, umpama, daripada
11. menyatakan korelatif: semakin ………. semakin ………, kian ……….. kian ………
tidak hanya …… tetapi juga ……, sedemikian rupa …….sehingga ………, baik ……maupun
12. menyatakan menguatkan: bahkan, apalagi
13. menyatakan rincian: yakni, adalah, yaitu, ialah
14. menyatakan penjelas (penegas): bahwa
15. menyatakan urutan: mula-mula, lalu, kemudian
16. menyatakan pembatasan: kecuali, selain, asal
17. menyatakan penanda contoh: misalnya, umpama, contoh menyatakan penanda pengutamaan: yang penting, yang pokok, paling utama, terutama
1. menyatakan gabungan yang sejajar: dan, lagi, lagi pula, serta
2. menyatakan pertentangan: tetapi, akan tetapi, melainkan, namun, sedangkan, padahal
3. menyatakan waktu: apabila, ketika, bilamana, sebelum, sejak, sesudah
4. menyatakan tujuan: supaya, agar, untuk
5. menyatakan sebab: sebab, karena, sebab itu, karena itu
6. menyatakan akibat: sehingga, sampai
7. menyatakan syarat: jika, apabila, kalau, asalkan, bilamana
8. menyatakan tak bersyarat: walaupun, meskipun, biarpun
9. menyatakan pilihan: atau
10. menyatakan perbandingan: seperti, bagai, seakan-akan, ibarat, umpama, daripada
11. menyatakan korelatif: semakin ………. semakin ………, kian ……….. kian ………
tidak hanya …… tetapi juga ……, sedemikian rupa …….sehingga ………, baik ……maupun
12. menyatakan menguatkan: bahkan, apalagi
13. menyatakan rincian: yakni, adalah, yaitu, ialah
14. menyatakan penjelas (penegas): bahwa
15. menyatakan urutan: mula-mula, lalu, kemudian
16. menyatakan pembatasan: kecuali, selain, asal
17. menyatakan penanda contoh: misalnya, umpama, contoh menyatakan penanda pengutamaan: yang penting, yang pokok, paling utama, terutama
d. Partikel
Partikel adalah
kategori yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat
dalam komunikasi. Unsur ini digunakan dalam kalimat Tanya, perintah, dan
pertanyaan (berita).
Macam-macam
partikel:
a. kah, misalnya: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?
b. kan, misalnya: Tadi kan sudah dikasih tahu!
a. kah, misalnya: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?
b. kan, misalnya: Tadi kan sudah dikasih tahu!
e. Kata seru
(interjeksi)
Kata seru
adalah kata tugas yang dipakai mengungkpkan seruan hati atau berbagai ungkapan
perasaan.
Macam-macam interjeksi:
a. seruan atau panggilan, misalnya: hai, halo
a. seruan atau panggilan, misalnya: hai, halo
b. keheranan, misalnya: aduhai, amboi, astaga
c. kesakitan, misalnya: aduh
d. kekecewaan, misalnya: uh, brengsek, buset
e. kekagetan, misalnya: lho, masya Allah, Atagfirullah
f. kelegaan, misalnya: Alhamdulillah, nah
g. kejijikan, misalnya: bah, cih, idih
TUGAS BAHASA
INDONESIA
KELAS KATA
D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
NAMA :
ATHIYYAH RAHMAH ZAMRUD
KELAS : X TKJ 1
NIS : 2011099
SMK TELKOM
SANDHY PUTRA 2 MAKASSAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar